
oleh : Prof. Dr. M. Amien Rais., MA
Sejak zaman Orde Baru di bawah Pak Harto, sudah sering terdengar di masyarakat kita, bahwa yang menyetir ekonomi kita bukan pemerintah yang sedang berkuasa. Tetapi yang memerintah adalah kaum mafia.
Hampir semua kebutuhan pokok bangsa Indonesia ditentukan oleh para mafia. Impor dan ekspor kebutuhan pokok itu ditentukan oleh para mafia, cukong, dan taipan. Ada mafia beras, mafia kedelai, mafia cabe, mafia garam, mafia daging, mafia jagung, mafia gula, mafia obat-obatan, dst.
Di antara berbagai mafia itu, ada mafia yang paling perkasa yaitu mafia hukum. Pada th. 2009 Presiden SBY pernah berupaya memberantas mafia hukum dengan menerbitkan Keppres No. 37 tentang Satgas Pemberantas Mafia Hukum.
Tidak tanggung-tanggung, Satgas yang penuh harapan ini bekerja sama dengan Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pengawas Keuangan, Komisi Yudisial, Komisi Ombudsman, Polri, Kejagung, KPK, Komisi Kepolisian Nasional, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, dan PPATK.
Satgas yang kelihatannya cemerlang itu, setelah dua tahun dibubarkan. Tidak perlu diteruskan keberadaannya. Sudah tentu mafia taipan-cukong bersuka cita, karena ternyata mereka lebih perkasa dari pemerintah. Mereka yang justru mengemudikan pemerintah, kemana harus berjalan.
Nah, sepuluh tahun Jokowi berkuasa, membuat Indonesia makin parah. Jadi, tidak mengejutkan bila OCCRP (Organized Crime and Corruption Reporting Project) yang bermarkas di Amsterdam menobatkan Jokowi no. 3 terburuk sebagai pemimpin dunia. Semua mafioso di Indonesia mendapatkan dorongan politik dari Pak Mulyono selama sepuluh tahun berkuasa.
Pertanyaan mendasar kita adalah bisa dan beranikah Presiden Prabowo meringkus mafia-cukong-taipan yang makin menjadi-jadi kriminalitasnya dalam sepuluh tahun Mulyono berkuasa?.
Seharusnya Proyek PIK ( Proyek Indah Kapuk ) 1 dan 2 harus segera disegel total, Aguan dan Anthoni Salim dan mungkin ada lagi para kamerad mereka yang sedang berusaha mendirikan negara kecil dalam negara Indonesia, harus segera ditangkap dan diadili seadil-adilnya, tanpa pandang bulu.
Tetapi adakah kemauan politik dan keberanian politik dari Presiden Prabowo? Saya tahu agenda politik Prabowo cukup banyak, tetapi masalah segawat PIK 1 + 2 yang oleh Mulyono mau dijadikan Proyek Strategis Nasional, sebaiknya disegel dan seluruh biang keroknya ditangkap dan segera diadili.
M. Rijal Fadillah, salah seorang pemikir politik dari Bandung sudah mengingatkan seluruh anak bangsa bahwa PIK 1 + 2 diprediksi akan menjadi negara China di Indonesia. Cara pembebasan tanah lewat status proyek strategis nasional dirasakan menindas dan merugikan masyarakat setempat. Ada penggusuran dan pemaksaan penjualan tanah dengan harga murah.
Betapa berkuasanya mafia – cukong – taipan dengan ini terbukti dari heboh pemagaran laut illegal yang sudah sekitar 6 bulan berjalan, tanpa diusik oleh pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
Pemagaran laut dengan bambu panjang sepanjang 30,16 km itu berada pada 16 desa di 6 kecamatan di wilayah Tangerang. Saya lihat Kemeterian Kelautan dan Perikanan yang dipimpin Wahyu Sakti Trenggono harus dimintai tangung – jawab utama atas bebasnya Aguan dan Anthony Salim memperlakukan lautan kita seenaknya sendiri.
Mudah membayangkan ada semacam geleng-angguk antara bandit-bandit semacam Aguan dan Anthony Salim dalam menghancurkan kedaulatan negara seenak jidat sendiri.
Ketika saya melihat bagaimana beberapa orang bayaran Aguan dkk. Membela bos mereka tanpa malu dengan membolak-balik logika seperti belum lulus SD, saya merasa marah. Mengapa mereka mencari nafkah dengan menjadi kacung murahan Aguan cs.
Presiden Prabowo, Anda perlu segera memerintahkan aparat negara untuk segera menjebol dan menghilangkan pagar laut yang jelas-jelas ilegal dalam hitungan hari saja. Sejauh saya tahu, Anda berbeda dengan Mulyono yang sudah lama tumbuh dan patuh pada sembilan naga, yang menjadi musuh bangsa Indonesia.
Bisakah harapan ini, yang saya yakin menjadi harapan bangsa pada umumnya bisa terlaksana ? Semoga kekhawatiran saya tidak terbukti. Pak Prabowo, langkah-langkah kecil Anda untuk membangun Indonesia setelah berantakan di zaman Mulyono, akan pasti dijegal oleh manusia-manusia seperti Aguan dll.
Jangan sampai kedaulatan rakyat dan kekuasaan pemerintah yang syah, kalah dengan kedaulatan dan kekuasaan Aguan dan para kameradnya.