
Hamas dan Israel telah menyepakati perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza. Kesepakatan gencatan senjata ini berupaya menghentikan perang dan pembangunan kembali Gaza setelah diporakporandakan Israel. Partai Ummat merespons positif perjanjian ini dan berharap momen ini menjadi awal untuk mewujudkan kemerdekaan penuh di Palestina.
Perjanjian gencatan senjata tersebut meliputi tiga tahap. Pada tahap pertama, sebanyak 33 sandera Israel termasuk perempuan, anak-anak, dan laki-laki berusia di atas 50 tahun, akan dibebaskan. Tentara Israel juga ditarik dari wilayah padat penduduk dan warga Gaza diperbolehkan kembali ke ruman. Bantuan kemanusiaan pun diperbolehkan masuk Gaza.
Di tahap kedua, kesepakatan akan dirundingkan pada hari ke-16 tahap pertama. Kesepakatan ini diharapkan meliputi pembebasan seluruh sandera Israel untuk ditukar dengan tahanan Palestina, gencatan senjata permanen, dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
Di tahap ketiga, kesepakatan diharapkan berlanjut dengan penyerahan jenazah sandera dan rekonstruksi Gaza di bawah supervisi Mesir, Qatar, dan PBB.
Menyikapi perjanjian gencatan senjata tersebut, Partai Ummat menyambut gembira. Partai Ummat berharap gencatan senjata selama 6 minggu ini benar-benar dapat dimulai pada Ahad 19 Januari seperti kesepakatan. “Kami berharap ini menjadi awal dari berakhirnya genosida di tanah Palestina oleh Israel,” tegas Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi.
Menurutnya, perjanjian menjadi awal untuk menghentikan pembantaian atas rakyat Palestina dan menjadi pintu gerbang kemerdekaan negeri tersebut. “Darah rakyat Palestina tak boleh lagi menetes di atas tanahnya sendiri. Rakyat Palestina seperti kita semua, berhak atas kemerdekaan penuh,” tandasnya.
Kesepkatan ini patut dikawal mengingat Israel kerap melanggar perjanjian perdamaian. Ini terbukti setelah perjanjian resmi disepakati, Israel tetap saja melakukan serangan pada 22 Januari yang menewaskan 10 warga Palestina. Mengutip data Kementerian Kesehatan Gaza, sejak serangan Israel pada Oktober 2023, jumlah korban tewas karena agresi Israel telah lebih dari 46 ribu orang.
Partai Ummat pun mendorong pemerintah Indonesia untuk mengambil peran aktif dalam upaya kemerdekaan Palestina dan menghadirkan perdamaian secara permanen di Gaza. “Bagaimanapun Palestina adalah salah satu negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan RI,” ujar Ridho.